Kereen , serasa tinggal di Britania Raya
Selangkah dr akses komuter line dan tol serbaraja, segera hubungi 0888.1911.138
Lebar 9x15 unit terbatas
Happynya bunda, dreamhomes come true
Happynya bunda, dreamhomes come true
Mau sebahagia ini bunda, hubungi sekarang juga
0812.3395.1962
_Berawal dari seorang salesman lepas, *Joe Kamdani* berhasil mendirikan PD Matahari, yang selanjutnya menjadi cikal bakal PT Datascrip, sebuah perusahaan distribusi dari berbagai produk dan alat-alat perkantoran, software, hingga solusi Teknologi Informasi (TI)._
Tentunya semua ini tidak terlepas dari keahlian Joe dalam dunia sales. Lantas apa kunci rahasia agar bisa menjadi salesman yang apik? “Ada persepsi bahwa salesman sering memaksa dan berbohong. Sebaliknya salesman harus menjadi orang yang percaya diri, memiliki tindakan yang baik demi menciptakan image yang baik pula,” kata Joe.
_*Joe mengatakan, semua ini bisa dimulai dari hal-hal yang paling kecil*, semisal dalam urusan kartu nama. Tidak jarang seorang salesman kehabisan kartu nama ketika bertemu dengan seorang klien. “Bila Anda mengatakan akan mengirimkan kartu nama, Anda harus benar-benar mengirimkan sesuai apa yang Anda katakan,” katanya._
Selain kepercayaan, ada sejumlah modal penting yang harus dimiliki oleh seorang salesman. Menurut Joe, selain harus pandai melakukan prospecting, mencari calon pembeli, seorang salesman harus mampu membina dan memupuk tali pertemanan. _*“Relationship itu harus dijaga, baik terjadi transaksi atau tidak terjadinya transaksi. Kita harus memelihara relasi dan membangun reputasi,”* saran Joe._
Tak berhenti di sini, seorang salesman juga harus mengerti apa yang menjadi 'anxiety and desire' alias kecemasan dan kegalauan seorang klien. Alih-alih menonjolkan kelebihan produk (features) dan benefit produk, Joe meminta agar tenaga penjual di Datascrip mampu memberikan sebuah solusi bagi calon klien. _“Dari situlah dimulai langkah conversation yang bisa berkembang kepada produk features dan benefit,” kata Joe. Ketika percakapan telah terjadi, barulah seorang salesman mengandalkan kemampuan dasar menjual agar transaksi bisa terlahir._
_Begitu lulus kuliah, Armand sempat bekerja di JP Morgan Singapura sebagai analis pada divisi Global Credit Research and Investment Banking. Namun baru setahun ia meniti karier, krisis moneter melanda Asia pada 1998, termasuk Indonesia._
Armand memutuskan untuk pulang ke Indonesia saat itu. “Kami dididik untuk mandiri. Hidup di mana saja boleh. Kalau mau bekerja di perusahaan keluarga juga boleh, asalkan mampu dan cocok,” tuturnya.
_Saat itu, Armand mengontak PT Djarum untuk bertanya apakah ada lowongan kosong di perusahaan tersebut. Ia pun diminta untuk menganalisa, perbaikan apa yang dibutuhkan Djarum saat itu._
“Saya jawab, *butuhnya pembenahan manusia dulu, budaya kerja*. Akhirnya diterima, jadi HRD, rupanya Armand cocok untuk mengisi jabatan Kepala Divisi Human Resources. Di situlah ia mulai terlibat dalam bisnis keluarganya, pertama-tama sebagai kepala divisi yang membenahi kualitas SDM perusahaan.
_Armand bekerja di Djarum pada 1998-2004, terhitung tiga jabatan pernah diampunya di emiten tembakau tersebut, yakni sebagai Head of Human Resources, Deputy Director of Purchasing, dan Finance Director._
Awal mulanya, Armand tidak terpikir untuk bergabung dengan BCA. Tahun-tahun pertama ia bekerja di Djarum, BCA memang belum diambilalih oleh Hartono. Kepemilikan BCA jatuh ke tangan Djarum secara tak langsung lewat konsorsium Farindo Investment pada 2002.
_Pada 2003, Armand pernah bertemu dengan Presdir BCA Djohan Emir Setijoso, saat itu merupakan awal-awal divestasi BCA setelah Farindo Investment sudah memenangkan tender, dan mendiskusikan potensi bisnis BCA._
“Ini perusahaan yang sudah publik, yang paling penting produknya berpusat pada manusia. Tapi juga harus dikembangkan, mau dibawa ke mana ini? Lalu beliau bilang, ‘Kamu cocok lho di BCA.’ Wah, ini saya mau di-hijack,” guraunya.
_Setahun kemudian, akhirnya Armand memutuskan untuk bergabung dengan BCA. Awalnya, ia tak berekspektasi apa-apa terhadap perusahaan tersebut. Rupanya, BCA memiliki kompleksitas yang tinggi._
“Dari tahun 2004, pengalaman saya di BCA itu berkah. Setiap hari belajar dan bertemu dengan teman-teman baru,” kata Armand.
_Armand banyak belajar soal kepemimpinan dari orangtuanya dan para pimpinan di perusahaan keluarganya, baik itu Djarum ataupun BCA. Ia banyak mendapatkan ilmu teknis dari pendidikannya. Namun pendidikan karakter, ia justru dapatkan dari para orangtua._
“Menjadi ‘orang’ yang seperti apa? Untuk *Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.* Bagaimana sebagai tim leader diam-diam memberikan dorongan dari belakang, memberi kekuatan ke tim, itu sehari-hari diterapkan orangtua, para pemimpin di Djarum,” lanjutnya.
_Armand mengaku pendidikan karakter yang didapatnya dari kedua orangtuanya, dari pamannya (Michael Bambang Hartono), dan para pimpinan perusahaan, jauh lebih melekat dalam dirinya._
“Sekolah itu ‘book smart’, ini ‘street smart’. Di BCA pun begitu, banyak pengaruh leadership dari Pak Setijoso, sekarang dari Pak Jahja. Siapa pun yang menjadi orangtua saya, ya, leader saya. _“Saya dibesarkan di perusahaan industrialis, consumer goods. Kita harus memamerkan produk-produk kita. Kalau urusan pribadi, yang harus dijaga adalah citra karakter,”_
👉
Lahir dan dibesarkan di New York City, *Jordan Belfort* adalah sosok yang berambisi besar.
_Seorang pedagang dan penjual kelas dunia yang memulai kariernya di dunia bisnis sejak usia muda dengan menjual es Italia di musim panas kepada para turis di trotoar kota. Dari situ, ia mampu menabung dan membiayai kuliahnya dengan harapan menjadi dokter gigi._
Ternyata, kedokteran gigi tidak begitu cocok dengan kepekaan pria seperti Jordan sehingga ia memutuskan untuk menggandakan bakatnya yang jelas signifikan di bidang penjualan.
_Ia memulai perusahaan yang menjual daging dari pintu ke pintu, yang bukan hal mudah dan bahkan berhasil mengembangkannya dengan cepat menjadi bisnis yang cukup besar. Namun, semuanya tidak berjalan lancar dan pada usia 25 tahun ia mengajukan pailit._
Begitu bebas, ia berhasil mendapatkan pekerjaan di Wall Street melalui seorang kenalan bersama, mempelajari beberapa trik perdagangan yang terbukti sangat berharga untuk eksploitasi masa depannya.
_*Telesales, yang merupakan peran utamanya di Wall Street, merupakan pekerjaan yang sulit. Pada dasarnya, menelepon seseorang dan membujuk mereka untuk membeli apa yang Anda jual melalui telepon tanpa kontak langsung membutuhkan perpaduan unik antara rasa percaya diri, karisma, dan ketahanan yang hanya dimiliki oleh sedikit orang.*_
Jordan Belfort telah membuktikan dirinya memiliki ketiganya dan ketika pasar jatuh pada Black Monday tahun 1987 dan dia diberhentikan seperti banyak orang lain dalam bisnis, dia mengambil apa yang dia pelajari dari Wall Street dan pengalaman penjualan seumur hidupnya dan mengejar karier menjual produk baru, saham penny.
_Bagi mereka yang belum tahu, saham penny merujuk pada saham perusahaan kecil yang tersedia untuk dibeli pada harga $5 atau kurang._
Karena sahamnya sangat murah untuk dibeli dan perusahaannya sangat kecil, investor tidak memiliki informasi tentang cara kerja internal dan keuangan perusahaan yang secara hukum wajib disediakan oleh perusahaan besar yang diperdagangkan secara publik.
_Oleh karena itu, mungkin sulit untuk mengetahui apa yang Anda peroleh dan ini seperti permainan rolet Rusia bagi investor._
Jordan memanfaatkan kurangnya informasi yang tersedia bagi mereka yang dihubunginya semaksimal mungkin.
_Seperti orang lain dalam bisnis ini, ia akan menggelembungkan nilai perusahaan yang dipromosikannya agar tampak seperti perusahaan rintisan yang menjanjikan dengan potensi tak terbatas._
Perbedaan antara Jordan dan penjual saham penny lainnya adalah bahwa ketika mereka gagal, kecakapan penjualannya akan mengubah timah menjadi emas.
_Segera setelah terjun ke bisnis tersebut, ia mendirikan Stratton Oakmont dan dengan cepat mengembangkan perusahaan tersebut. Kabar tentang apa yang ia lakukan di sana menyebar dengan cepat dan ia terus menarik semakin banyak pialang yang bersemangat dengan ambisi yang sama._
Budaya perusahaan itu begitu terkenal sehingga julukan untuk _*Jordan Belfort, The Wolf of Wall Street,*_ lahir dari ingatannya tentang periode ini dalam hidupnya.
👉
*”Work Life Integration”* atau integrasi kehidupan kerja adalah konsep yang muncul sebagai alternatif dari _”work life balance”_ atau keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Konsep ini menekankan pada pengintegrasian antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi sehingga keduanya dapat berjalan seimbang dan tidak saling mengganggu.
_Work life integration lebih menitikberatkan pada bagaimana seseorang dapat mengintegrasikan kegiatan di tempat kerja dengan kegiatan di rumah dan dalam kehidupan sosialnya sehingga menjadi satu kesatuan yang harmonis._
Pentingnya work life integration terletak pada dampak positif yang akan dirasakan oleh individu, organisasi, dan masyarakat secara keseluruhan. Dari segi individu, work life integration dapat membantu seseorang untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan yang lebih optimal. Dengan mengintegrasikan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, seseorang dapat menghindari stres dan kelelahan yang berlebihan akibat beban kerja yang terlalu berat.
_Selain itu, work life integration juga dapat membantu seseorang untuk mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan keluarga, teman, dan masyarakat sekitar._
Dari segi organisasi, work life integration dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan. Karyawan yang merasa seimbang antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadinya cenderung lebih bahagia dan bersemangat dalam menjalankan tugas-tugasnya di tempat kerja.
_Karyawan yang bahagia dan bersemangat ini cenderung lebih kreatif, inovatif, dan berkontribusi lebih besar pada perkembangan organisasi._
*Beberapa tips untuk mencapai work life integration antara lain:*
- _Buatlah jadwal yang teratur untuk pekerjaan dan kehidupan pribadi. Tentukan waktu yang tepat untuk bekerja, istirahat, berolahraga, dan berkumpul dengan keluarga dan teman-teman._
- Gunakan teknologi dengan bijak. Teknologi dapat membantu pekerja menjadi lebih efisien dalam bekerja, namun jangan sampai mengganggu waktu istirahat dan waktu berkumpul dengan keluarga.
- _Jangan terlalu fokus pada pekerjaan. Ingatlah bahwa kehidupan pribadi juga penting untuk dijaga dan diperhatikan. Jangan sampai pekerjaan mengambil alih seluruh waktu dan energi._
- Lakukan aktivitas yang menyenangkan di waktu luang. Lakukan kegiatan yang menyenangkan di waktu luang, seperti berlibur atau berolahraga. Hal ini dapat membantu pekerja menghilangkan stres dan kelelahan.
_Work life integration bukanlah tentang mencapai kesempurnaan dalam semua aspek kehidupan, melainkan tentang menciptakan keseimbangan yang sehat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dengan cara ini, pekerja dapat meraih sukses dalam karir dan kehidupan pribadi mereka secara seimbang._